Lima tahun setelah meledaknya krisis keuangan global, negara-negara
konomi paling maju di dunia masih harus mendapatkan dukungan.
Negara-negara itu mengalami pertumbuhan dan perekrutan agak cepat,
dan menciptakan lebih banyak pekerjaan, namun hanya dengan bantuan luar
biasa besar dari bank-bank sentral atau melalui anggaran belanja
pemerintah. Dan para ekonom mengatakan, negara-negara besar boleh jadi
masih memerlukan bantuan selama beberapa tahun lagi.
Mulai dari Amerika Serikat sampai ke Eropa, hingga Jepang, bank-bank
sentral menginjeksikan uang kontan ke dalam perekonomian dan
mempertahankan suku bunga pinjaman hingga rekor rendahnya. Bahkan China
yang mengalami pertumbuhan pesat bangkit dari kemerosotannya dengan
bantuan uang pemerintah yang dikucurkan ke berbagai proyek, dan dengan
mudah bisa mendapatkan pinjaman dari bank-bank pemerintah.
Untuk sekarang ini, berkat peran intervensi seperti itu, ekonomi
dunia jadi membaik. Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan
pertumbuhan global naik 3,6% dalam 2014 dari 2,9% tahun ini.
Perbaikan itu “tidak berarti bahwa pemulihan berkesinambungan berada
di landasannya yang kuat,” kata Sekjen OECD (Organisasi Kerjasama
Ekonomi dan Pembangunan) Angel Gurria memperingatkan bulan lalu.
Dia mengatakan, negara-negara ekonomi besar akan memerlukan stimulus
dari “berbagai kebijakan moneter luar biasa” untuk mempertahankan
momentum hingga 2014. Banyak ekonom memperkirakan stimulus masih akan
dibutuhkan lebih lama lagi.
Namun kebijakan-kebijakan tersebut punya risiko sendiri-sendiri.
Kritikan yang ada termasuk beberapa dari kalangan para pembuat kebijakan
Fed (bank sentral AS) sendiri, yang mengatakan bahwa uang kontan yang
diinjeksikan oleh bank-bank sentral ke dalam sistem keuangan global
mengalir menjadi saham, obligasi dan komoditi seperti minyak. Harganya
bisa meningkat hingga level yang tidak dapat dibenarkan dan meningkatkan
risiko merosotnya pasar. Para analis lain memperingatkan bahwa
kebijakan kredit murah bisa menyebabkan tidak terkendalinya inflasi di
masa depan.
Sumber : http://www.analisadaily.com/